Kamis, 24 Oktober 2013

Bahasa Inggris Pak Beye dan Anaknya (dan Vicky, tentu saja)

Berada di negeri orang tak membuat saya kehilangan kebiasaan lama, membaca berita online dari Indonesia. Terima kasih kepada penemu internet, semoga ia selalu bahagia, karena dengan temuannya membagi kebahagian untuk dunia. Berita yang menjadi sasaran utama saya adalah yang paling banyak terkomentari, Kompas.com punya sub kanal untuk berita jenis ini. Tertanggal (23/10/13) peringkat pertama terkomentari judulnya “Presiden: Saya Korban Pers...”. Sudah sering muncul pernyataan macam ini dan berkali-kali menjadi berita nasional. Tapi bukan ini yang menarik perhatian saya. Pada paragraph terakhir ada sebuah kutipan terkenal dari Lord Acton yang dikutip oleh Pak Beye, demikian bunyinya “"Ingat Lord Acton, power tends to corrupt, power absolutely, absolutely corrupt (kekuasaan cenderung korup, kekuasaan absolut, pasti korup),". Tampak keren dan intelek, tapi sayang kurang tepat. Para komentator mengkoreksinya demikian “Power tends to corrupt, absolute power corrupt absolutely.” Mungkin pak Beye lagi sedih, karena jadi korban pers, atau karena terbiasa bermain kata dalam menulis lagu, ia berimprovisasi. 

Karena iseng dan internet kenceng, saya coba mencari pidato-pidato pak Beye di tautan http://www.presidenri.go.id. Ada lima pidato pada kesempatan yang berbeda, saya ambil tiga yang disampaikan bulan Oktober 2013 sebagai sampelnya. Di urutan teratas Pidato di acara APEC, jelas semuanya pakai bahasa inggris tapi tak ada campuran Bahasa Indonesianya. Berikutnya, Pidato HUT ke-68 TNI, ada Bahasa Inggrisnya doong, 1)… untuk mencapai tahapan kekuatan esensial minimun --minimum essential force. 2) negara-negara sahabat dalam kesatuan gabungan --combined forces-- di berbagai operasi pemeliharaan perdamaian dan Operasi Militer Selain Perang bertaraf internasional. Insya Allah, melalui Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian---Peace Keeping Center---di Sentul,. Ketiga, Sambutan Pertemuan Bisnis Indonesia-Tiongkok (Hotel Shangri-La, Jakarta, 7/3/13) coba tebaak… Yak, anda benar, ada sodara-sodara. Ini dia 1) Produk Domestik Bruto (PDB) Puschasing Power Parity Indonesia juga telah meningkat dari 645 miliar dolar AS pada tahun 2004, menjadi 1,2 triliun dolar AS.; 2) Yang Mulia bersama saya baru saja menghadiri Pertemuan Puncak G-20 di Rusia, yang juga mendiskusikan gejolak dan tekanan baru perekonomian global, utamanya yang dihadapi negara-negara emerging markets. Sedikit catatan, ada salah tulis di web resmi itu yakni “Puschasing” sepertinya bermaksud menulis purchasing. Salah ketik, semoga pak Beye tak salah pas membacanya.

 “Buah tak jatuh, jauh dari pohonnya”
Hobi berbahasa Inggris ini ternyata menurun ke anaknya tercinta, penerusnya kelak Mayor Agus Harimurti Yudhoyono. Sebagai prajurit TNI karirnya mengkilap, pendidikannya pun tak main-main. Lulusan Harvard dan NTU (Nanyang Tech. University, Singapore), terakhir muncul di berita terpilih jadi Alumni terbaik di NTU. Demikian biografi singkatnya. Kemarin sewaktu perhelatan APEC berlangsung di Bali, Mayor Agus memimpin delegasi perwira TNI untuk mengikuti acara CEO Summit. Tentu saja wartawan meliput, karena jarang terjadi Tentara aktif mengikuti acara para pimpinan perusahaan besar, kecuali jagain. Tapi ini beda, berikut penjelasan Mayor Agus, "Mereka perwira, tapi global picture apa yang terjadi ini mereka harus ngerti," katanya. Masih ada lanjutannya berikut ini  "Kita punya tujuan yang sama yaitu stability, peace and security di kawasan kita. Jangan sampai terjadi disturbance," Tentara punya misi ekonomi, menarik, berpikir melampaui dwifungsi ABRI jaman dulu malah. Tapi kalau boleh saya menyarankan ya, kembali ke barak saja, menjaga kedaulantan Republik. Kembali ke topik pada paragraf berikutnya.

Ada kemiripan antara keduanya kan, selain kemiripan fisik mungkin bahasa juga menurun secara genetik. Cara berbahasa keduanya mirip, menggunakan kata-kata dalam Bahasa Inggris untuk merangkai kalimat dalam Bahasa Indonesia. Jadi ingat sama seseorang kan, Vicky Prasetyo. Nama ini sempat menghebohkan saat wawancara di acara pertunangannya dengan penyanyi dangdut Zaskia Gotik di jadikan bahan guyonan seantero negeri. Pertunangannya yang dibatalkan karena Ia keburu ditangkap polisi karena kasus penipuan. Namun, gaya yang intelek dan bahasa inggrisnya yang menarik itu menjadi tren hingga banyak parodi menirunya di Youtube. Berikut saya kutipkan pidatonya saat mencalonkan diri menjadi Kades Karang Asih: My name is Hendrianto "I am froms the birthday in Karang Asih city/ I have to my mind/ my pride/ I’m have to my said/ I’m get to the good everything If wanna come to inpestor to my place America, Europe and everything Japanese and Asia /I’m ready for they are I wanna give to the fresh and glory to my people It is Indonesia satu karang asih yang maju cerdas dan berakidah" (videonya dapat ditonton di sini. Pusing kan bacanya, entah dia ngomong apa.

Dari ketiga tokoh tersebut kemiripannya jelas, selalu memakai kata-kata dari Bahasa Inggris saat tampil di khalayak. Tapi tentu ketiga tokoh tersebut beda kelas. Dari perbedaan kelas ini, bisa ditelisik, apakah penggunaan bahasa campuran yang demikian ini sebuah usaha untuk menaikkan kelas sosial. Supaya dianggap sebagai bagian dari kaum berkelas, cara berbahasa harus disesuaikan dengan mencampur bahasa Indonesia dan Inggris dalam satu rangkaian kalimat. Kemampuan berbahasa asing memang sudah jadi kebutuhan pokok, tapi mencampur aduk bahasa menurut saya tidak perlu. Jikalau masih ada padanannya dalam bahasa Indonesia saya rasa tak perlulah memakai kata dalam bahasa asing. Bahasa Indonesia juga sudah keren kalau pemakainnya tepat. Sekaligus untuk mengurangi kesalahan penggunaan, seperti kutipan Lord Acton yang diucap pak Beye, kalau di Indonesiakan sebenarnya enak juga: Kekuasaan cenderung korup, kekuasaan absolut pastilah korup. Tak perlu mikir tata bahasanya, karena memang Bahasa Indonesia adalah keseharian.

Bahasa Indonesia, dalam UUD 1945 pada pasal 36 disebutkan “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”. Alangkah baiknya kita budayakan karena Bahasa ini bahasa perjuangan, pemersatu bangsa. Mengutip Ben Anderson dalam bukunya Imagined Communities, pemersatu bangsa-bangsa di Indonesia ini sesungguhnya adalah bahasa Indonesia, karena Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan wilayah disatukan olehnya. Alangkah baiknya jika para pesohor, terlebih pejabat negara mencontohkannya.

Sekian.

Tidak ada komentar:

Mesin Pencari